Keinginan Bunda

Bunda, apa yang bunda inginkan ketika baru melahirkan dan merawat seorang bayi?

Em…alkisah, ada sepasang suami istri yang telah lama menantikan kehadiran seorang bayi dalam rumah tangga mereka.  Dalam masa-masa berdua, dengan mesra mereka berbincang bincang tentang keinginan itu. Namun, ketika yang dinanti-nantikan telah tiba, apa yang terjadi dengan mereka?

Jika ada yang bilang kelahirang seorang anak bisa merekatkan dan menguatkan kasih sayang diantara kedua orang tuanya tampaknya tak berlaku untuk sepasang suami istri ini. Acapkali si suami atau si istri marah marah kepada pasangannya. Tidak saling sapa, tidak lagi saling perhatian.

Istri menjadi sering bersimbah airmata dan uring-uringan karena dirinya merasa lelah lahir batin merawat si bayi. Ditambah lagi dengan si suami yang kerap marah dan bersikap seolah perannya belum berubah. Masih santai-santai, masih suka tidur anteng, padahal istrinya pontang panting mulai dari menyusui, memasak, mencuci, menenangkan si bayi yang menangis. Sampai ia tak sempat makan, tak sempat mandi dan tak cukup tidur. Apalagi untuk memanjakan diri. Jauhhh!!

Dan suami, keberatan dengan rumah yang kerap berantakan, masakan yang kerap telat, dan si bayi yang kerap manangis karena lapar. Suami keberatan dengan istrinya yang tak lagi secekatan dan tak seramah dulu. Jika ia dipandang, menimbulkan kebosanan. Mukanya kucel, rambutnya kluwel-kluwel, bajunya kumel. Belum lagi dengan wajah yang sering ditekuk dan mulut yang sering ngedumel.

Dua-duanya merasa terdzolimi.

Aduh-aduh…bagaimana ya bunda dengan kondisi yang seperti ini? Apalagi si kecil yang masih merah itu, dari awal kehidupannya sudah disuguhi dengan amarah, air mata dan percekcokan antara kedua orang tuanya. Apakah tidak apa-apa untuk perkembangan mentalnya?

Kalau saya, yang saya inginkan selain makanan yang tercukupi, buah-buahan setiap hari, dan segelas susu adalah cinta, perhatian, dan kasih sayang suami. Suami care dengan istrinya. Habis melahirkan soo pasti kan badan “bobrok” (Hehe…mencatut kata si mbah), jadi butuh dimanja dan istirahat total dari tugas-tugas mencuci dan yang berat-berat. Trus menjaga hati saya biar selalu tersenyum dan bahagia, seperti dilimpahi hadiah (tali rabut misalnya…nggak harus mahal kannn!!!) atau peluk dan cium. Biar nggak suka marah-marah seperti kasus di atas. Tak apa-apakan, demi kebaikan perkembangan si kecil.

Bagaimana dengan bunda? 🙂